Minggu, 23 November 2014

AUTOBIOGRAFI

KATA PENGANTAR

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa syukur Alhamdulillah kepada Allah Awt yang telah memberi kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan suatu karya tulis yang sederhana ini. Ide buku ini sebenarnya berawal dari desakan dosen untuk memenuhi tugas mata kuliah menulis lanjut yang bertujuan memotivasi penulis dalam mengembangkan suatu karya tulis.
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan buku ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar kedepannya dapat menyempurnakan buku ini.
Menulis buku merupakan suatu karya tulis yang dimiliki oleh seseorang, di dalam buku yang berjudul “inilah ceritaku” merupakan kisah pengalaman dan kenangan hidup yang saya miliki selama ini.  Sejujurnya buku ini adalah buku pertama yang saya tulis sehingga membuat saya tertantang untuk menyelesaikannya. Namun ada beberapa orang yang membuat tantangan ini menjadi mudah, yaitu saya harus mengucapkan terima kasih kepada mereka.
Pertama kepada kedua orang tua saya, kakak beserta keluarga yang selau memberi semangat dan motivasi kepada saya, serta selalu bekerja keras demi masa depan saya.
Selanjutnya kepada kakak tingkat saya Sari aprianti, terima kasih atas kebaikan dan ketulusan hati yang telah membantu saya dalam menyelesaikan buku ini. Terakhir terima kasih buat sahabat dan teman-teman semua yang telah mengisi hari-hari saya dengan penuh kasih sayang.

Pekanbaru, Mei 2014

         Hasnah




DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................... i
Daftar Isi......................................................................................................... v
1.    Lahir dari Perempuan yang Biasa?.............................................................. 1
2.    Aku adalah Diriku.......................................................................................... 4
3.    Awal Mengenal Sekolah................................................................................. 6
4.    Mengenal Kerajinan Kesenian.................................................................... 13
5.    Pada Masa Sekolah SLTP........................................................................... 19
6.    Pada Masa Sekolah SLTA/SMA................................................................ 23
7.    Tidak Pernah Masuk Tiga Besar di Kelas................................................. 28
8.    Kejadian yang Terjadi di Keluargaku....................................................... 37
9.    Liburan ke Batam Center........................................................................... 43
10.  Masa Kuliah.................................................................................................. 48
11.  Mengapa Aku Memilih Profesi Guru  .......................................................  53
12.  Apa yang Dilakukan Jika Menjadi Guru .................................................  67
13.  ALBUM FOTO ...........................................................................................  91




1.    Lahir dari Perempuan yang Biasa?
Perkenalkan nama saya Hasnah, anak yang lahir dari rahim seorang perempuan yang biasa saja, ia bernama Rohani dan ia dinikahi oleh seorang laki-laki yang sangat beruntung, namanya Arsyad ia adalah ayah saya. Rohani adalah ibu rumah tangga biasa, setiap hari aktifitasnya hanya memenuhi kebutuhan keluarga seperti memasak, mencuci baju, piring kotor, membersihkan rumah, serta mengobrol dengan tetangga. Aktifitas tersebut berlangsung secara terus-menerus setiap harinya. Sedangkan ayah saya dari pagi hingga sore dulunya hanya bekerja sebagai pengendara speed board untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
Saya sangat bangga mempunyai kedua orang tua seperti mereka dan saya juga sangat sayang sekali sama mereka, karena mereka telah berhasil merawat saya dari lahir hingga dewasa dan berkat kerja keras mereka saya dapat melanjutkan sekolah yang lebih tinggi. Mungkin bagi orang lain kedua orang tua saya adalah orang yang biasa-biasa saja. Namun, bagi saya kedua orang tua yang saya miliki adalah kedua orang tua yang sangat luar biasa.

2.    Aku Adalah Diriku
Saya lahir di desa kotabaru seberida pada hari senin, tanggal 16 oktober 1993, saya di lahirkan di rumah yang sederhana beserta keluarga yang sederhana. Saya adalah anak kedua dari dua bersaudara. Saya mempunyai kakak perempuan yang bernama Serma, ia cantik, pintar, dan juga baik hati.
Sewaktu kecil saya adalah seorang anak yang nakal, selalu saja buat susah kedua orang tua dan kakak, pada waktu itu saya dan kakak jarang sekali untuk akur, selalu saja bertengkar dan saya pun tidak mau kalah. Kejadian seperti ini sering sekali terjadi dirumah terkadang saya sering sekali sampai menangis akibat bertengkar dengan kakak. Saya juga di kenal sebagai anak yang cerewet soalnya apa yang saya ingikan harus saya dapatkan, saya juga selalu iri dengan kakak apa lagi kalau kakak memiliki suatu hal yang baru.



3.    Awal Mengenal Sekolah
Sebelum sekolah saya sangat senang melihat orang-orang memakai seragam sekolah yang selalu lewat di depan rumah, hati kecil saya berkata ingin seperti mereka dan akhirnya mengatakan kepada ibu bahwa saya ingin bersekolah. Namun, ibu berkata bahwa saya belum cukup umur untuk masuk sekolah dan ibu juga mengatakan bahwa kalau tahun depan baru bisa masuk sekolah. Waktu terus berputar usia yang dimiliki pun bertambah menjadi 7 tahun dan akhirnya saya bisa  masuk sekolah, kebetulan di dekat rumah saya tidak jauh dari sekolah yang bernama SDN 006 akan tetapi sekarang nama sekolahnya di ganti dengan SDN 005 kotabaru seberida kecamatan keritang. Tidak lama kemudian akhirnya saya di daftarkan untuk sekolah di SDN 006 yang tidak jauh dari rumah saya.
Pada awal saya masuk sekolah yaitu kelas 1 SD saya belum mempunyai teman dekat, namun setelah beberapa hari kemudian saya mulai mengenal nama teman-teman saya. Akhirnya kami berkenalan dan saling bermain bersama di waktu istirahat. Mereka sangat baik, lucu dan pintar. Setiap hari senin sebelum waktu upacara di mulai kami setiap paginya selalu sarapan bersama-sama di kantin depan sekolah, pada saat bel berbunyi kami segera menuju lapangan sekolah untuk mengikuti upacara bendera. Namun, berbeda pula pada hari jum’at dan sabtu, setiap hari jum’at pagi sekolah saya mengadakan nyanyian sholawat nabi yang di pimpin oleh guru agama yang bernama ibu Mardiah. Sedangkan setiap hari sabtu pagi di sekolah saya melakukan senam poco-poco yang di pimpin oleh guru penjaskes yaitu bapak Azani beserta guru-guru SDN 005 kotabaru seberida kecamatan keritang.
Tidak lama kemudian ke esokan harinya di dalam kelas wali kelas menyuruh saya dan semua teman-teman sekelas saya agar besok membawa sikat gigi, pepsodent dan mangkuk kecil karena besok dokter gigi beserta anggota puskesmas akan datang ke sekolah untuk melihat kesehatan gigi peserta didik. Pada saat saat dokter gigi dan anggota puskesmas masuk ke kelas, kami di ajarkan bagaimana cara menggosok gigi yang benar lalu setelah selesai menggosok gigi, dokter gigi memeriksa gigi saya dan teman-teman saya. Akhirnya setelah gigi saya diperiksa oleh dokter gigi alhamdulillah gigi saya masih bagus dan tidak ada yang di cabut. Namun, di antara teman-teman saya ada yang ketakutan karena giginya ada yang goyang sehingga harus di cabut.
Setelah pemeriksaan gigi selesai, kemudian anggota dari puskesmas memberikan suntik cacar kepada kami semua, agar semua peserta didik menjadi anak yang sehat dan terhindar dari penyakit. Akan tetapi pada saat suntik cacar berlangsung, ada di antara teman sekelas saya ada yang menangis karena takut untuk di suntik dan bahkan ada pula yang lompat dari jendela akibat takut untuk di suntik. Padahal suntik cacar itu hanya seperti di gigit serangga dan setelah selesai rasa sakitnya pun hilang. J

4.    Mengenal Kerajinan Kesenian
Pada saat saya duduk di kelas 3 SD saya sudah memulai belajar tentang kerajinan tangan dan kesenian pada saat itu saya dan teman-teman sekelas saya di suruh oleh guru kesenian yang bernama ibu Iros, kami di suruh untuk membuat kerajinan tangan mansing-masing sesuai dengan ide tersendiri. Ketika saya tiba di rumah saya bingung mau buat apa karena saya sebelumnya tidak pernah belajar untuk membuat suatu kerajinan tangan. Akhirnya saya minta ajarkan kepada kakak saya bagaimana cara membuat kerajinan tangan, dan kakak saya pun mengajarkan saya tentang cara membuat pengelap debu dari tali plastik.
Pada saat saya duduk di kelas 4 SD saya masih menjumpai pelajaran tentang keterampilan atau yang sering di sebut dengan pelajaran KTK, saya dan teman-teman sekelas pada saat itu belajar memembuat bunga dari benang wol. Bahan-bahannya itu kalau tidak salah kawat kecil, benang wol, dan gunting. Setelah 2 mingggu yang lalu, guru mata pelajaran KTK mengajarkan saya dan teman-teman sekelas tentang cara membuat kerajinan tangan dari sabun mandi yang batangan. Dari sabun mandi batangan itu banyak ragam kesenian yang dapat di buat seperti membuat gambar binatang dari sabun batang, membuat asbak rokok, dan bayak lagi kreasi-kreasi yang lain yang dapat di buat dari sabun batang sehingga dapat di jadikan sebagai perhiasan rumah.
Pada saat saya duduk di bangku kelas 6 saya belajar dengan seorang guru yang sebelumnya belum pernah mengajar saya. Namanya ibu Nurmauli, ia beragama kristen dan ia adalah seorang guru yang telah ditetapkan oleh kepala sekolah sebagai wali kelas di kelas 6. Selain itu, ia juga mengajarkan dua mata pelajaran di antaranya yaitu; materi pelajaran tentang ilmu pengetahuan sosial (IPS) dan materi pelajaran tentang bahasa Indonesia.
Mengingat tidak lama lagi ujian nasional, maka ibu nurmauli mengadakan belajar tambahan atau yang biasa di sebut dengan (LES) khususnya untuk kelas 6 yang tidak lama lagi akan tamat. Belajar tambahan di laksanakan di sekolah setiap hari jum’at dan sabtu siang pukul 14.00 wib. Selain belajar tambahan di sekolah ibu Nurmauli juga mengajak kami untuk belajar di rumahnya, sehingga ketika ujian telah tiba siswa tidak merasa kesulitan dalam mengerjakan soal-soal ujian.
Waktu terus berputar dan setelah 1 bulan yang lalu, ujian telah selesai, kami pun tinggal menuggu hasil ujian keluar. Beberapa minggu setelah ujian, kepala sekolah menempelkan kertas nomor ujian di kaca jedela depan kantor. Saya dan teman-teman saya segera berkumpul di depan kantor dan melihat nomor ujian masing-masing, dan akhirnya alhamdulillah kami lulus semuanya pada waktu itu.

5.    Pada Masa Sekolah SLTP
Setelah saya tamat dari Sekolah Dasar (SD) saya melanjutkan sekolah di MTs. Nurul Huda Kotabaru, jarak antara rumah dan sekolah saya lumayan jauh sehingga saya pergi ke sekolah menggunakan sepeda. Awal saya masuk sekolah, saya mengikuti kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS) selama 3 hari yang berturut-turut. Setelah selesai kegiatan (MOS), ke esokan harinya saya masuk sekolah dan mengenal pelajaran baru, guru-guru baru, serta teman-teman baru. Ketika saya MTs saya mempunyai teman dekat yang bernama Andi Hajrah, kami selalu duduk sebangku mengerjakan tugas bersama, makan bersama, bercanda bersama, bahkan pergi dan pulang sekolah bersama.
Tidak lama kemudian sekolah saya mengadakan porseni per kelas, saya mengikuti berbagai pertandingan yang bersifat olahraga yang diantaranya perlombaan tenis meja, volly, serta badminton. Ketiga perlombaan yang saya ikuti tidak sia-sia karena saya memenangkan perlombaan itu, saya mendapatkan juara 1 untuk volly, juara 3 tenis meja, dan juara 1 badminton. Pada waktu  itu banyak sekali hadiah yang saya dapat sehingga saya pun bangga menjadi juara. J

6.    Pada Masa Sekolah SLTA/SMA
Setelah saya tamat di sekolah MTs saya melanjutkan sekolah di SMAN 1 keritang, awal masuk sekolah saya kembali mengikuti Masa Oriensasi Siswa (MOS). Kegiatan (MOS) di laksanakan selama 3 hari berturut-turut, pada waktu (MOS) banyak sekali permainan yang di adakan oleh kakak osis dan terkadang ada siswa baru yang menangis karena dibentak oleh kakak osis. Setelah hari terakhir (MOS) ada salah satu kakak osis yang menceritakan tentang perjuangan orang tua terhadap anaknya, pada saat itu saya menghayati perkataan kakak osis itu dan tidak sadar bahwa mengeluarkan air mata karena terharu.
Pada saat saya duduk di kelas X tidak ada seorang pun teman yang saya kenal, namun beberapa hari kemudian barulah ada teman yang menghampiri dan saya pun berkenalan dan akhirnya lama kelamaan saya pun sudah mengenal semua teman-teman sekelas saya. Selama saya duduk di kelas X saya di pilih sebagai seksi kebersiha, selama saya duduk di kelas X banyak hal yang menyenangkan bahkan ada pula kejadian yang lucu di kelas. Pada waktu itu wali kelas saya yang bernama ibu Anis ia adalah seorang guru yang mengajarkan mata pelajaran PPKN, selain itu ia juga seorang guru yang profesional, dan tidak pernah berhenti untuk membuat semangat siswa-siswinya.
Setelah beberapa lama kemudian, kenaikan kelas telah tiba dan pada saat naik kelas ada dua jurusan yang harus di pilih salah satunya yaitu jurusan IPA dan jurusan IPS. Akhirnya saya memilih jurusan IPS, karena saya lebih menyukai pelajaran IPS dari pada jurusan IPA. Namun setelah saya memilih jurusan IPS, saya terpisah dengan teman-teman saya karena mereka memilih jurusan IPA dan akhirnya saya berkenalan dengan teman-teman baru yang sebelumnya tidak saya kenal.



7.    Tidak Pernah Masuk Tiga Besar di Kelas
Selama sekolah saya tidak pernah mendapatkan juara kelas akan tetapi  pada saat saya duduk di kelas XI SMA, saya tidak menyangka bahwa pada saat penerimaan lapor saya kaget bahwa nama saya di panggil untuk naik ke atas panggung dan ternyata saya mendapatkan peringkat ke-2 di kelas. Semua itu tidak saya sangka untuk dapat peringkat ke-2 karena selama saya sekolah saaya belum pernah masuk tiga besar di kelas. Akan tapi syukur alhamdulillah saya sangat senag sekali pada waktu itu, karena nilai yang saya dapatkan sangat memuaskan meskipun saya tidak meraih peringkat pertama.
Pada saat saya duduk di kelas XII nilai rapor saya menurun dan saya mendapat peringkat ke-3, saya menyadari bahwa turunnya nilai rapor yang saya peroleh akibat diri saya sendiri karena pada saat itu saya sangat malas untuk belajar. Selama saya duduk di kelas XII saya mempunyai sahabat dekat yang di gelar dengan nama “DIRHILFY” yang artinya (Dila, Rabiah, Hasnah, Idah dan Fitry). Kami memiliki 3 suku yang berbeda Dila dan rabiah bersuku melayu, saya dan fitry bersuku bugis dan jumaidah sendiri bersuku banjar, setiap hari libur kami selalu bersama bahkan berkumpul dirumah saya, terkadang kami masak, makan, dan tidur bersama. Waktu itu kami selalu menghabiskan waktu bersama bahkan seperti 5 bersaudara melainkan beda ayah dan ibu saja. Inilah foto-foto kami ber-5.

Dirhilfy
            
 Foto yang di sebelah kiri atas bernama Fitry, sedangkan yang di sebelah kanannya bernama Idah, lalu yang di tengah itu saya sendiri, kemudian yang di sebelah kiri bawah bernama Rabiah, dan yang di sebelah kanan bawah bernama Dila. Mereka semua adalah sahabat saya di waktu SMA.


           
 Pada masa SMA adalah masa-masa yang paling indah yang pernah saya rasakan, ketika saya SMA kelas XI saya pernah di pilih menjadi sekretaris kelas, dan di saat saya naik ke kelas XII saya dipercaya untuk menjadi bendahara kelas. Banyak kenangan yang indah pada saat saya SMA seperti meribut di kelas pada saat guru tidak hadir,  duduk di kantin, mengosip, serta saya pernah pacaran sama teman sekelas saya sendiri ataupun biasanya di sebut dengan cinta lokasi.  Namanya Andi Tawakkal, di waktu itu ia selalu menghampiri saya, dan kebetulan pada saat itu saya dekat dengan wali kelas saya sehingga ia selalu meminta izin kepada saya ketika ia tidak bisa hadir di sekolah.
            Namun, hari terus berganti ia pun akhirnya mengungkapkan perasaannya kepada saya, namun hubungan kami hanya sebentar dan akhirnya kami putus karena ada kesalah pahaman diantara kami. Akhirnya kami memutuskan untuk berteman biasa.
            Pada saat saya SMA saya juga pernah mempunyai sahabat dekat, ia bernama Saripuding kami selalu mengerjakan tugas bersama-sama, dan ketika saya tidak ada motor untuk pergi berangkat ke sekolah dia lah yang selalu menjemput dan menghantar saya pulang. Ia sangat pintar, ramah, tampan, dan  rajin melaksanakan sholat. Dia juga pernah suka sama saya namun saya tidak bisa menerimanya karena saya telah menganggap dia sebagai sahabat terbaik saya.

Saripuding dan Saya

8.    Kejadian yang Terjadi di Keluargaku
Pada waktu saya kelas 4 SD sempat terjadi masalah di keluarga saya, yaitu masalah tentang kedua orang tua saya. Pada saat itu ibu dan ayah saya selalu bertengkar di rumah akibat ayah yang jarang pulang kerumah. Tidak lama kemudian, ibu mendapat telpon dari keluarga bahwa iya melihat ayah pergi berdua bersama wanita lain. Saat itu ibu saya kaget mendengar berita buruk yang tidak di sangka.
Akhirnya ke esokan hari ayah pun pulang kerumah dan ibu langsung marah-marah terhadap ayah, beberapa hari kemudian pada malam hari yang sunyi ayah mengambil pakaiannya di rumah dan ayah memutuskan untuk pergi dari rumah. Setelah 1 bulan kepergian ayah kakak saya pun tamat menyelesaikan sekolahnya di MTs, Namun akhirnya kakak saya tidak dapat melanjutkan sekolah karena pada saat itu keluarga saya mengalami keterbatasan ekonomi sehingga kakak saya putus untuk sekolah. Beberapa bulan kemudian, ibu saya pun mengalami sakit bahkan pernah hilang dari rumah akibat stres memikirkan ayah, pada saat itu saya dan kakak saya sedih dan berkata mengapa masalah ini bisa terjadi, kami pun tidak tau mau berbuat apa kami hanya bisa menagis dan selalu berdo’a agar keluarga kami kembali menjadi keluarga yang harmonis.
Selama kepergian ayah kakak saya pun pergi dari rumah tanpa pamit kepada ibu, kami pada saat itu panik dan heran mengapa kakak tidak pulang-pulang. Ternya ada keluarga yang berada di batam mengabarkan bahwa kakak saya pergi kebatam, dan tidak lama kemudian selama kakak saya berada di batam, ia melamar pekerjaan di sebuah PT yang ada di batam. Akhirnya kakak saya menetap di batam karena ia sudah nyaman untuk bekerja.
Beberapa tahun kemudian ayah saya pulang kembali ke rumah, dan meminta maaf kepada ibu, kakek dan nenek saya atas semua kesalahan yang telah lakukan selama itu. Namun, setelah beberapa tahun kemudian setelah kedatangan ayah, nenek mengalami sakit parah yaitu terkena penyakit kangker payudara. Selama nenek sakit, nenek tidak tahan lagi untuk menahan sakitnya itu dan akhirnya nenek di panggil oleh yang kuasa.

9.    Liburan ke Batam Center
Pada saat saya tamat sekolah SMA saya memiliki waktu liburan yang sangat panjang, namun dengan waktu yang sangat panjang saya binggung mau pergi liburan kemana. Akhirnya kakak saya menelpon saya untuk pergi berlibur ke batam center dan ke esokan harinya saya bangun pagi dan siap-siap untuk berangkat ke batam.
Setelah sampai di batam saya di jemput oleh kakak saya di pelabuhan dan langsung pergi kerumahnya. Waktu terus berputar dan keesokan harinya saya dan kakak saya pergi jalan-jalan di sekitar kota batam. Pada siang harinya saya di ajak kakak saya pergi ke mall yang bernama Nagoya Hil, dan di beberapa mall-mall yang lain. Saya sangat senang karena kakak saya menyuruh saya memilih baju-baju yang saya suka.
Pada sore hari saya dan kakak pergi jalan-jalan ke tempat yang indah namanya Costarina, pada saat itu saya berfoto-foto di tempat itu karena tempatnya yang sangat indah.

Pada sore selanjutnya saya melanjutkan hari liburan saya yaitu pergi ke taman yang bernama Golden Prawn. Pada saat itu saya pergi bersama kakak saya beserta keponakan saya yang cantik dan lucu, di Golden Prawn merupakan tempat wisata orang-orang yang ingin berlibur di batam karena di Golden Prawn terdapat rumah-rumah adat yang sangat indah dan bagus untuk tempat berfoto-foto.

 


10.    Masa Kuliah
Sebelum kuliah di Universitas Islam Riau (UIR) terlebih dahulu mendaftar kuliah di UNRI dan UIR, namun setelah mengikuti SMPTN di UNRI saya dinyatakan tidak lulus. Tetapi alhamdulillah akhirnya ketika mengikuti tes di UIR saya dinyatakan lulus pada gelombang 1 jurusan Fkip. bahasa Indonesia.
Pada awalnya saya masuk kuliah di UIR saya mengikuti kegiatan OSPEK, dan pada saat itu saya tidak mengenal siapa-siapa. Saya mempunyai teman dari tamatan SMA yang sama namun kami berbeda jurusan sehingga pada waktu itu saya belum mempunyai teman seorang pun.
Setelah beberapa hari kemudian pembagian kelas pun sudah di umumkan, pada saat itu saya bertemu dengan seorang mahasiswa yang memakai kaca mata yang kebetulan kami satu kelas dan satu jurusan akhirnya kami berkenalan namanya Mirani ia lulusan SMA dari kabupaten meranti.
ke esokan harinya saya mempunyai teman baru yang bernama Setya wati ia lulusan SMA dari Ukui, saya mengenal dia karena kebetulan saja dia pada waktu itu satu arah pulang ke tempat kost saya. Tidak lama kemudian kami pun semakin akrab, dan kami pergi dan pulang ke kampus selalu bersama-sama, bahkan selalu mengerjakan tugas bersama-sama.
Waktu terus berlalu pada saat semester 2 teman saya yang bernama wati ia memutuskan untuk pindah kuliah di semarang akibat adiknya yang ingin di sekolahkan di sana, sehingga ia pun ikut untuk pindah kuliah di semarang.
Saya merasa sedih pada saat ia memutuskan untuk pindah ke semarang, namun banyak cerita di antara kami dan hanya foto kenangan yang dapat di kenang. Kami berharap ketika kami sukses nanti kami dapat bertemu kembali.


Foto Kenangan Bersama Wati


11.              Mengapa aku memilih profesi guru
Guru adalah orang yang bertanggung jawab dalam merencanakan dan menuntun murid-muridnya untuk melakukan kegiatan-kegiatan belajar yang berguna untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkan. Guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Menurutku predikat pahlawan sangat patut untuk diberikan kepada mereka, karena jasa-jasanya sangat tinggi derajatnya yang telah mendidik kita selama ini.
Saya memilih profesi guru di Universitas Islam Riau (UIR), karena pada waktu saya kecil sejak saya duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) profesi sebagai guru ini memang sudah cita-citaku. Waktu saat belajar di dalam kelas, saya selalu memperhatikan guru saya di depan yang sedang mengajar dan pada saat waktu pulang sekolah saya mengajak teman-teman untuk main belajar-belajaran di rumah saya. Pada saat itu saya yang menjadi guru, sedangkan teman-teman saya yang menjadi muridnya. Saat saya menjadi guru saya mencontoh gaya guru saat mengajar di kelas.
Waktu masa Sekolah Dasar (SD) dulu, dirumahku memang sudah tersedia papan tulis mini yang di buat oleh ayahku, jadi pada waktu itu saya hanya harus membeli kapur tulis saja sedangkan buku-buku cetak sudah banyak di rumah kepunyaan kakak saya. Jadi buku kakak saya lah yang menjadi pedoman untuk kami bermain belajar-belajaran. Masa kecil adalah masa yang paling lucu, masa yang tidak tau malu, masa yang takut bila di marahi dan sebagainya.
Masa kecil itu menyenangkan, karena tidak ada sedikit pun masalah yang dipikirkan. Saya rasa pada waktu kecil kita hanya banyak memikirkan mainan ataupun uang jajan, apabila kita tidak dikasih uang jajan ataupun mainan baru kita pasti menangis, karena waktu kecil adalah masa yang cengeng, masa yang ingin di manja serta masa yang ingin semua keinginan kita dikabulkan.
Pada waktu saya duduk di Sekolah Menengah Atas (SMA), ada seorang guru baru yang memperkenalkan dirinya di depan kelas, setelah ia selesai memperkenalkan dirinya guru tersebut menyuruh kami memperkenalkan diri kami masing-masing serta menyebutkan cita-cita. Pada saat saya memperkenalkan diri, saya menyebut cita-cita saya untuk menjadi seorang guru. Di setiap orang pasti memiliki sikap dan tingkah laku yang berbeda-beda, begitu juga dengan cita-cita seseorang.
Pada waktu akhir-akhir saya sekolah di SMA, wali kelas saya ynag bernama ibu Anita bertanya kepada saya setelah kamu tamat sekolah di SMA, “mau kuliyah dimana?” “saya jawab” insya allah kalau lulus kuliyah di UNRI bu’. Jurusan apa? “saya jawab” kalau tidak jurusan bahasa indonesia, jurusan ekonomi akuntansi bu’. Ohh, bagus lah tuh untuk mengganti ibu ngajar besok kalau udah jadi guru “kata wali kelas saya”. Sampai dirumah, ayah saya juga bertanya mau kuliyah dimana kalau udah tamat? dan mau ngambil jurusan apa? Saya jawab kalau bisa di UNRI pak, jurusan bahasa Indonesia dengan jurusan ekonomi akuntansi. Oh, bagus lah kalau gitu, soalnya waktu kecil kelihatannya kamu suka main belajar-belajaran di rumah, jadi tidak masalah kalau kamu ambil jurusan untuk menjadi seorang guru.
Waktu terus berjalan dan saya pun juga pergi ke pekanbaru untuk melanjutkan cita-cita saya. Pada awalnya saya mendaftar di universitas negeri riau atau di singkat dengan (UNRI). Pada saat saya mengisi formulir pendaftaran saya mengisi pada gelombang 1 dengan jurusan FKIP ekonomi akuntansi, dan pada gelombang ke 2 saya mengisi dengan jurusan FKIP bahasa indonesia. Tak lama setelah test beberapa hari selesai, hasil pun membuktikan bahwa saya tidak lulus test di UNRI. Akhirnya saya melanjutkan untuk mendaftar kuliyah di Universitas Islam Riau atau yang di singkat dengan sebutan (UIR). Saya mendaftarkan diri di UIR pada gelombang 1 saya isi dengan jurusan FKIP bahasa Indonesia, sedangkan dengan gelombang yang ke 2 saya menulis jurusan fkip ekonomi akuntansi. Setelah beberapa hari kemudian hasil test di umumkan bahwa alhamdulillah saya lulus pada gelombang 1 dengan jurusan FKIP bahasa Indonesia.
Kalau ditanya mengapa saya mengambil profesi menjadi guru? Jawabanya adalah saya memilih profesi menjadi guru itu karena sejak kecil saya memang sudah hobby main belajar-belajaran di rumah bersama teman-teman saya, selain itu menjadi seorang guru memang sudah menjadi cita-cita saya sejak saya kecil, lalu alasan lain saya memilih profesi guru yaitu dorongan dari wali kelas saya di waktu sekolah serta ada dorongan juga dari keluarga. Maka dari itulah saya memilih profesi sebagai guru.
Menjadi seorang guru itu adalah pekerjaan yang sangat mulia, karena jika salah satu saja dari murid kita mengamalkan apa yang kita ajarkan kepada mereka, maka kita yang sebagai guru sudah dijamin akan mendapat pahala yang selayaknya dari pahala murid kita itu. Itu baru satu murid yang mengamalkan, jika banyak murid yang mengamalkannya maka kita juga akan mendapatkan pahala yang mengalir sangat deras walaupun kita sudah meninggal nantinya.
Selain itu jika saya menjadi seorang guru, saya akan mencoba untuk membuat orang lain atau pun mendidik siswa menjadi baik, maka dari pada itu saya harus baik dulu secara pribadi. Kerena sebelum kita membuat orang menjadi baik, kita harus terlebih dahulu memperbaiki diri kita sendiri. Setelah diri kita sudah baik, barulah kita mengajarkan orang lain untuk berbuat baik. Ini sangat memotivasi saya untuk selalu memperbaiki diri dari hari-ke hari. Apa bila kita belum baik dimata orang banyak, kita akan merasa malu, atau pun akan menjadi pembicaraan orang banyak  ketika memerintahkan murid untuk berakhlak santun, memperbanyak hafalan, banyak membaca, namun diri kita masih belum ada perubahan bahkan tidak ada perbaikan.

12.              Apa yang dilakukan jika menjadi guru
Jika saya adalah seorang guru, saya adalah pelaku perubahan. Ingin menjadi guru yang merubah anak didiknya menjadi lebih baik dalam segala aspek. Merubah dari yang tidak tahu menjadi tahu. Membentuk jiwa yang bermental kuat dan berkarakter yang mulia. Merubah pola pikir ke arah kehidupan yang lebih baik. Oleh karena itu guru harus peka dan tanggap terhadap berbagai perubahan, pembaharuan serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sejalan dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan zaman. Di sinilah tugas guru semestinya harus senantiasa mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan, meningkatkan kualitas pendidikannya hingga apa yang diberikan kepada peserta didiknya tidak lagi terkesan ketinggalan zaman. Bahkan tidak sesederhana itu saja, ciri guru ideal di era globalisasi seperti saat ini perlu tampil sebagai pendidik, pengajar, pelatih, inovator dan dinamisator secara sekaligus dan integral dalam mencerdaskan anak didiknya.
Jika suatu saat nanti saya telah menjadi seorang guru, saya akan selalu teringat bahwa dulu saya juga pernah menjadi seorang siswa. Waktu itu, kita sering menemui cara mengajar seorang guru yang sekedar duduk di depan kelas, penyampaian materi secara textbook, padahal anak didik lebih menyukai belajar dari fakta-fakta eksperimen sederhana. Bahkan guru merupakan sosok yang menakutkan hingga kita tidak berani mengajukan pertanyaan seputar hal yang tidak kita ketahui. Kadang kala guru mempersulit materi agar dirinya terlihat paling hebat di kelas yang seharusnya membuat semua hal menjadi mudah dimengerti siswa. Sesungguhnya semua itu menjadi tanda kurangnya dinamisme sebagai seorang pendidik. Bisa jadi ini hanya sebuah simbolis dan tidak mewakili sosok guru seutuhnya secara keseluruhan. Jika demikian adanya, seakan jauh rasanya seorang guru dapat menciptakan pembelajaran yang produktif dan profesional. Padalah guru juga memiliki tanggung jawab dalam memodifikasi proses integrasi dan optimalisasi sistem pendidikan di sekolah. Harapannya, dapat memberikan peran yang sangat signifikan bagi proses pembentukan kepribadian siswa yang kokoh yakni intelektual, moral dan spiritual. Salah satu indikator utama unggul tidaknya sebuah sekolah adalah ditentukan dari faktor mutu guru.
Guru dituntut memiliki profesionalisme di bidangnya. Artinya guru tidak hanya harus memiliki pengertahuan yang luas tentang bidang yang ajarnya, namun seluruh komponen yang berkaitan dengan pendidikan harus ada pada diri para guru itu sendiri. Hal itu pula didasarkan atas asumsi bahwa persoalan peningkatan mutu pendidikan tentu bertolak pada karakter seorang pendidik. Oleh sebab itu, semakin banyak guru yang berkualitas di suatu sekolah, tentu akan semakin berkualitas pulalah sekolah tersebut.
Sosok guru merupakan hal paling utama bagi keberhasilan suatu sistem pendidikan. Di tengah kemajuan zaman dan tantangan yang semakin pesat, idealnya guru harus terus belajar, kreatif mengembangkan diri dan terus menyesuaikan pengetahuan dan cara mengajarnya dengan penemuan-penemuan kontemporer. Namun, realitas yang ada pada umumnya guru sulit untuk selalu semangat mengembangan kepribadiannya. Bahkan sekedar untuk mengikuti berbagai macam kursus, seminar, pelatihan dan kegiatan semacamnya.
Menjadi guru yang ideal tidak akan terwujud begitu saja dalam waktu yang singkat. Akan tetapi guru terlanjur mengemban peran istimewa dalam masyarakat sebagai pelaku perubahan. Guru bukan sekedar pelaku perubahan yang menggerakkan roda transformasi sosial dalam masyarakat. Lebih dari itu, guru memiliki peranan utama sebagai pendidik karakter suatu masyarakat. Bukan sekedar mengubah hidup siswa, namun juga memperkuat kepribadian siswa yang memiliki nilai-nilai sebagaimana yang diharapkan dalam masyarakat.
Seorang guru harus berani berbicara di depan kelas. Sebagai pusat perhatian, hendaknya guru harus berpenampilan rapi. Karena guru juga sebagai contoh dari siswanya. Mengawali dengan senyuman dan menyapa semua yang ada di dalam kelas. Sebelum menyampaikan materi, guru memberitahu tujuan dalam mempelajari materi tersebut. Setelah memberi tujuan, mulailah menggali konsep awal siswa dari pengalaman sehari-hari yang dialami guru maupun siswa. Jika siswa mulai mencoba menjawab, hendaknya guru menghargai usaha tersebut. Jika layak dipelajari, layak pula dirayakan. Guru dapat merayakannya dengan bertepuk tangan ataupun berkata bagus, baik, good dan lain-lain.
Guru wajib memberi keteladanan sehingga layak menjadi panutan bagi peserta didik. Kalau dulu guru kita sering terlambat masuk, maka kita nantinya harus disiplin waktu. Ada juga kita temui seorang kepala sekolah mengeluarkan baju dinasnya saat upacara bendera, maka rapikanlah penampilan kita nanti. Karena kita adalah perubah kebiasaan-kebiasaan yang buruk. Guru senantiasa berbicara jujur dan terbuka, menjadi pendengar yang baik serta selalu gembira (tersenyum). Namun kenyataan tidak semua siswa berperilaku baik, ada juga siswa bandel. Guru tidak perlu bertindak kasar cukup bertindak tegas dan tuntas. Artinya konsekuensi yang diberikan kepada siswa harus benar-benar diminta tanggungjawabnya meskipun hal tersebut hanya bersifat kecil seperti membuang sampah.
Guru harus membuat suasana belajar yang menyenangkan penuh degnan kegembiraan. “learning is most effective when it’s fun”. Kegembiraan disini berarti bangkitnya minat, adanya keterlibatan penuh, serta terciptanya makna, pemahaman (penguasaan atas materi yang dipelajari) dan nilai yang membahagiakan pada diri peserta didik. Lingkungan belajar yang aman, nyaman dan bisa membawa kegembiraan yaitu seperti pengaturan meja dan kursi diubah dengan berbagai bentuk seperti bentuk u atau lingkaran. Beri tanaman, hiasan lain di luar maupun di dalam kelas. Pengecatan warna ruangan, meja, dan kursi yang yang menjadi keinginan dan kebanggaan kelas. Ruangan kelas dihiasi dengan poster yang isinya slogan atau kata mutiara pemacu semangat. Ciptakan suasana aman kita siswa belajar di dalam ruang laboratorium. Hindarkan dari bahan-bahan toksik. Dan berikan penjelasan keselamatan kerja di laboratorium.
Guru harus memahami bahwa perasaan dan sikap siswa. Karena hal ini akan terlibat dan berpengaruh yang kuat pada proses belajarnya. Suasana hati siswa dibuat sedemikian rupa agar tidak merasa bosan dan jenuh. Seperti melakukan tour, mengadakan game seputar materi yang diajarkan, atau memutar musik instrumental saat jeda pembelajaran.
Guru memperlakukan peserta didiknya sebagai manusia sederajat. Selalu menghargai setiap usaha dan merayakan hasil kerja peserta didik. Memberikan rangsangan yang dapat mendorong peserta didik. Mengajak semua anggota kelas untuk saling mendukung. Memberi peluang peserta didik untuk mengamati dan merekam data hasil pengamatan, menjawab pertanyaan dan mempertanyakan jawaban serta menjelaskan sambil memberikan argumentasi dengan sejumlah penalaran.
Selain itu, guru juga senantiasa mempunyai antusias yang tinggi, menampilkan semangat untuk hidup, tidak tampil dengan perawakan yang loyo. Guru mempunyai wibawa yang dapat menggerakkan peserta didiknya sesuai keinginan dengan tujuan yang positif. Yang tidak kalah penting bahwa guru harus supel mudah menjalin hubungan dengan beragam peserta didik. Agar suasana tidak tegang, guru juga harus berbekal sedikit sifat humoris. Artinya berhati lapang untuk menerima kesalahan yang disengaja maupun tidak.
Jika saya menjadi seorang guru, saya akan berusaha menjadi guru yang baik didepan murid-murid ataupun siswa dan siswi. Untuk menjadi seorang guru yang baik tidaklah semudah membalik sebuah telapak tangan. Selain diperlukan keikhlasan dan ketulusan dalam berbagi ilmu dengan anak didiknya, guru juga harus dapat membuat strategi bagaimana menciptakan iklim belajar yang menyenangkan. Proses pembelajaran akan menyenangkan bila guru dapat menjadi teladan bagi anak didiknya, cekatan dalam merespon kebutuhan anak didik, siap kapanpun untuk diajak diskusi, terjalin komunikasi yang efektif antara guru dengan anak didik dan dapat menjadi pendengar yang baik atas persoalan belajar anak didiknya.
Menjadi guru yang baik bukan soal tentang sifat guru tersebut baik, melainkan bagaimana guru mengatur irama pembelajaran. Guru yang sifatnya baik pun akan marah bila perilaku anak didik tidak tertib. Anak didik dikatakan tertib di kelas bila mengerjakan suatu aktivitas atau kesibukan yang bermakna.
Banyak guru yang menginginkan anak didiknya tertib, lalu ia memberikan soal-soal yang sulit dengan harapan si anak didik dapat sibuk dan memanfaatkan waktunya untuk mengerjakan soal tersebut. Sehingga kelas akan tertib dan tenang, tidak menimbulkan kegaduhan atas perilaku anak didik. Tetapi terkadang guru lupa, bahwa dalam satu kelas, tidak semua anak didik memiliki kemampuan belajar yang sama. Sehingga hanya anak yang perilakunya sudah baik saja yang mampu mengerjakan soal tersebut,  sedangkan anak yang perilakunya kurang baik, menjadi semakin bingung, gelisah dan cepat bosan karena si guru memberikan soal sulit tanpa memberikan jalan keluar. Situasi kelaspun menjadi tidak tertib karena anak didik yang tidak mampu mengerjakan soal tersebut justru akan membuat ulah. Ujung-ujungnya guru akan merasa gagal mengajar anak didiknya di hari itu.
Oleh karena itu, seorang guru yang baik hendaklah dapat membuat jam pelajaran berlangsung tanpa terasa. Baik guru dan anak didik sama-sama merasakan kenikmatan dalam proses belajar mengajar. Situasi belajar yang menyenangkan ini dapat tercipta berkat kreatifitas dan usaha yang dilakukan oleh guru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar