KATA
PENGANTAR
Pada
kesempatan ini penulis mengucapkan rasa syukur Alhamdulillah kepada Allah Awt
yang telah memberi kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat
menyelesaikan suatu karya tulis yang sederhana ini. Ide buku ini sebenarnya
berawal dari desakan dosen untuk memenuhi tugas mata kuliah menulis lanjut yang
bertujuan memotivasi penulis dalam mengembangkan suatu karya tulis.
Penulis
menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam penulisan buku ini,
untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar kedepannya
dapat menyempurnakan buku ini.
Menulis
buku merupakan suatu karya tulis yang dimiliki oleh seseorang, di dalam buku
yang berjudul “inilah ceritaku” merupakan kisah pengalaman dan kenangan hidup
yang saya miliki selama ini. Sejujurnya
buku ini adalah buku pertama yang saya tulis sehingga membuat saya tertantang
untuk menyelesaikannya. Namun ada beberapa orang yang membuat tantangan ini
menjadi mudah, yaitu saya harus mengucapkan terima kasih kepada mereka.
Pertama
kepada kedua orang tua saya, kakak beserta keluarga yang selau memberi semangat
dan motivasi kepada saya, serta selalu bekerja keras demi masa depan saya.
Selanjutnya
kepada kakak tingkat saya Sari aprianti, terima kasih atas kebaikan dan
ketulusan hati yang telah membantu saya dalam menyelesaikan buku ini. Terakhir
terima kasih buat sahabat dan teman-teman semua yang telah mengisi hari-hari
saya dengan penuh kasih sayang.
Pekanbaru, Mei 2014
DAFTAR ISI
Kata Pengantar...............................................................................................
i
Daftar Isi.........................................................................................................
v
1.
Lahir dari Perempuan yang Biasa?..............................................................
1
2.
Aku adalah Diriku..........................................................................................
4
3.
Awal Mengenal Sekolah.................................................................................
6
4.
Mengenal Kerajinan Kesenian....................................................................
13
5.
Pada Masa Sekolah SLTP...........................................................................
19
6.
Pada Masa Sekolah SLTA/SMA................................................................
23
7.
Tidak Pernah Masuk Tiga Besar di Kelas.................................................
28
8.
Kejadian yang Terjadi di Keluargaku.......................................................
37
9.
Liburan ke Batam Center...........................................................................
43
10. Masa Kuliah..................................................................................................
48
11. Mengapa
Aku Memilih Profesi Guru ....................................................... 53
12. Apa yang
Dilakukan Jika Menjadi Guru ................................................. 67
13. ALBUM FOTO ........................................................................................... 91
1.
Lahir dari Perempuan yang Biasa?
Perkenalkan nama saya Hasnah, anak yang lahir
dari rahim seorang perempuan yang biasa saja, ia bernama Rohani dan ia dinikahi
oleh seorang laki-laki yang sangat beruntung, namanya Arsyad ia adalah ayah
saya. Rohani adalah ibu rumah tangga biasa, setiap hari aktifitasnya hanya
memenuhi kebutuhan keluarga seperti memasak, mencuci baju, piring kotor,
membersihkan rumah, serta mengobrol dengan tetangga. Aktifitas tersebut
berlangsung secara terus-menerus setiap harinya. Sedangkan ayah saya dari pagi
hingga sore dulunya hanya bekerja sebagai pengendara speed board untuk memenuhi
kebutuhan keluarga.
Saya sangat bangga mempunyai kedua orang tua
seperti mereka dan saya juga sangat sayang sekali sama mereka, karena mereka
telah berhasil merawat saya dari lahir hingga dewasa dan berkat kerja keras
mereka saya dapat melanjutkan sekolah yang lebih tinggi. Mungkin bagi orang
lain kedua orang tua saya adalah orang yang biasa-biasa saja. Namun, bagi saya
kedua orang tua yang saya miliki adalah kedua orang tua yang sangat luar biasa.
2.
Aku Adalah Diriku
Saya lahir di desa kotabaru seberida pada hari
senin, tanggal 16 oktober 1993, saya di lahirkan di rumah yang sederhana beserta
keluarga yang sederhana. Saya adalah anak kedua dari dua bersaudara. Saya
mempunyai kakak perempuan yang bernama Serma, ia cantik, pintar, dan juga baik
hati.
Sewaktu kecil saya adalah seorang anak yang
nakal, selalu saja buat susah kedua orang tua dan kakak, pada waktu itu saya
dan kakak jarang sekali untuk akur, selalu saja bertengkar dan saya pun tidak
mau kalah. Kejadian seperti ini sering sekali terjadi dirumah terkadang saya
sering sekali sampai menangis akibat bertengkar dengan kakak. Saya juga di
kenal sebagai anak yang cerewet soalnya apa yang saya ingikan harus saya
dapatkan, saya juga selalu iri dengan kakak apa lagi kalau kakak memiliki suatu
hal yang baru.
3.
Awal Mengenal Sekolah
Sebelum sekolah saya sangat senang melihat orang-orang
memakai seragam sekolah yang selalu lewat di depan rumah, hati kecil saya
berkata ingin seperti mereka dan akhirnya mengatakan kepada ibu bahwa saya
ingin bersekolah. Namun, ibu berkata bahwa saya belum cukup umur untuk masuk
sekolah dan ibu juga mengatakan bahwa kalau tahun depan baru bisa masuk
sekolah. Waktu terus berputar usia yang dimiliki pun bertambah menjadi 7 tahun
dan akhirnya saya bisa masuk sekolah,
kebetulan di dekat rumah saya tidak jauh dari sekolah yang bernama SDN 006 akan
tetapi sekarang nama sekolahnya di ganti dengan SDN 005 kotabaru seberida
kecamatan keritang. Tidak lama kemudian akhirnya saya di daftarkan untuk
sekolah di SDN 006 yang tidak jauh dari rumah saya.
Pada awal saya masuk sekolah yaitu kelas 1 SD
saya belum mempunyai teman dekat, namun setelah beberapa hari kemudian saya
mulai mengenal nama teman-teman saya. Akhirnya kami berkenalan dan saling
bermain bersama di waktu istirahat. Mereka sangat baik, lucu dan pintar. Setiap
hari senin sebelum waktu upacara di mulai kami setiap paginya selalu sarapan
bersama-sama di kantin depan sekolah, pada saat bel berbunyi kami segera menuju
lapangan sekolah untuk mengikuti upacara bendera. Namun, berbeda pula pada hari
jum’at dan sabtu, setiap hari jum’at pagi sekolah saya mengadakan nyanyian
sholawat nabi yang di pimpin oleh guru agama yang bernama ibu Mardiah.
Sedangkan setiap hari sabtu pagi di sekolah saya melakukan senam poco-poco yang
di pimpin oleh guru penjaskes yaitu bapak Azani beserta guru-guru SDN 005
kotabaru seberida kecamatan keritang.
Tidak lama kemudian ke esokan harinya di dalam
kelas wali kelas menyuruh saya dan semua teman-teman sekelas saya agar besok
membawa sikat gigi, pepsodent dan mangkuk kecil karena besok dokter gigi
beserta anggota puskesmas akan datang ke sekolah untuk melihat kesehatan gigi
peserta didik. Pada saat saat dokter gigi dan anggota puskesmas masuk ke kelas,
kami di ajarkan bagaimana cara menggosok gigi yang benar lalu setelah selesai
menggosok gigi, dokter gigi memeriksa gigi saya dan teman-teman saya. Akhirnya
setelah gigi saya diperiksa oleh dokter gigi alhamdulillah gigi saya masih
bagus dan tidak ada yang di cabut. Namun, di antara teman-teman saya ada yang
ketakutan karena giginya ada yang goyang sehingga harus di cabut.
Setelah pemeriksaan gigi selesai, kemudian anggota
dari puskesmas memberikan suntik cacar kepada kami semua, agar semua peserta
didik menjadi anak yang sehat dan terhindar dari penyakit. Akan tetapi pada
saat suntik cacar berlangsung, ada di antara teman sekelas saya ada yang
menangis karena takut untuk di suntik dan bahkan ada pula yang lompat dari
jendela akibat takut untuk di suntik. Padahal suntik cacar itu hanya seperti di
gigit serangga dan setelah selesai rasa sakitnya pun hilang. J
4.
Mengenal Kerajinan Kesenian
Pada saat saya duduk di kelas 3 SD saya sudah
memulai belajar tentang kerajinan tangan dan kesenian pada saat itu saya dan
teman-teman sekelas saya di suruh oleh guru kesenian yang bernama ibu Iros,
kami di suruh untuk membuat kerajinan tangan mansing-masing sesuai dengan ide
tersendiri. Ketika saya tiba di rumah saya bingung mau buat apa karena saya
sebelumnya tidak pernah belajar untuk membuat suatu kerajinan tangan. Akhirnya
saya minta ajarkan kepada kakak saya bagaimana cara membuat kerajinan tangan,
dan kakak saya pun mengajarkan saya tentang cara membuat pengelap debu dari
tali plastik.
Pada saat saya duduk di kelas 4 SD saya masih
menjumpai pelajaran tentang keterampilan atau yang sering di sebut dengan
pelajaran KTK, saya dan teman-teman sekelas pada saat itu belajar memembuat
bunga dari benang wol. Bahan-bahannya itu kalau tidak salah kawat kecil, benang
wol, dan gunting. Setelah 2 mingggu yang lalu, guru mata pelajaran KTK mengajarkan
saya dan teman-teman sekelas tentang cara membuat kerajinan tangan dari sabun
mandi yang batangan. Dari sabun mandi batangan itu banyak ragam kesenian yang
dapat di buat seperti membuat gambar binatang dari sabun batang, membuat asbak
rokok, dan bayak lagi kreasi-kreasi yang lain yang dapat di buat dari sabun
batang sehingga dapat di jadikan sebagai perhiasan rumah.
Pada saat saya duduk di bangku kelas 6 saya
belajar dengan seorang guru yang sebelumnya belum pernah mengajar saya. Namanya
ibu Nurmauli, ia beragama kristen dan ia adalah seorang guru yang telah
ditetapkan oleh kepala sekolah sebagai wali kelas di kelas 6. Selain itu, ia
juga mengajarkan dua mata pelajaran di antaranya yaitu; materi pelajaran
tentang ilmu pengetahuan sosial (IPS) dan materi pelajaran tentang bahasa Indonesia.
Mengingat tidak lama
lagi ujian nasional, maka ibu nurmauli mengadakan belajar tambahan atau yang
biasa di sebut dengan (LES) khususnya untuk kelas 6 yang tidak lama lagi akan
tamat. Belajar tambahan di laksanakan di sekolah setiap hari jum’at dan sabtu
siang pukul 14.00 wib. Selain belajar tambahan di sekolah ibu Nurmauli juga
mengajak kami untuk belajar di rumahnya, sehingga ketika ujian telah tiba siswa
tidak merasa kesulitan dalam mengerjakan soal-soal ujian.
Waktu terus berputar dan setelah 1 bulan yang
lalu, ujian telah selesai, kami pun tinggal menuggu hasil ujian keluar.
Beberapa minggu setelah ujian, kepala sekolah menempelkan kertas nomor ujian di
kaca jedela depan kantor. Saya dan teman-teman saya segera berkumpul di depan
kantor dan melihat nomor ujian masing-masing, dan akhirnya alhamdulillah kami
lulus semuanya pada waktu itu.
5.
Pada Masa Sekolah SLTP
Setelah saya tamat dari Sekolah Dasar (SD) saya
melanjutkan sekolah di MTs. Nurul Huda Kotabaru, jarak antara rumah dan sekolah
saya lumayan jauh sehingga saya pergi ke sekolah menggunakan sepeda. Awal saya
masuk sekolah, saya mengikuti kegiatan Masa Orientasi Siswa (MOS) selama 3 hari
yang berturut-turut. Setelah selesai kegiatan (MOS), ke esokan harinya saya
masuk sekolah dan mengenal pelajaran baru, guru-guru baru, serta teman-teman
baru. Ketika saya MTs saya mempunyai teman dekat yang bernama Andi Hajrah, kami
selalu duduk sebangku mengerjakan tugas bersama, makan bersama, bercanda
bersama, bahkan pergi dan pulang sekolah bersama.
Tidak lama kemudian sekolah saya mengadakan
porseni per kelas, saya mengikuti berbagai pertandingan yang bersifat olahraga
yang diantaranya perlombaan tenis meja, volly, serta badminton. Ketiga
perlombaan yang saya ikuti tidak sia-sia karena saya memenangkan perlombaan
itu, saya mendapatkan juara 1 untuk volly, juara 3 tenis meja, dan juara 1
badminton. Pada waktu itu banyak sekali
hadiah yang saya dapat sehingga saya pun bangga menjadi juara. J
6.
Pada Masa Sekolah SLTA/SMA
Setelah saya tamat di sekolah MTs saya melanjutkan
sekolah di SMAN 1 keritang, awal masuk sekolah saya kembali mengikuti Masa
Oriensasi Siswa (MOS). Kegiatan (MOS) di laksanakan selama 3 hari
berturut-turut, pada waktu (MOS) banyak sekali permainan yang di adakan oleh
kakak osis dan terkadang ada siswa baru yang menangis karena dibentak oleh
kakak osis. Setelah hari terakhir (MOS) ada salah satu kakak osis yang
menceritakan tentang perjuangan orang tua terhadap anaknya, pada saat itu saya
menghayati perkataan kakak osis itu dan tidak sadar bahwa mengeluarkan air mata
karena terharu.
Pada saat saya duduk di kelas X tidak ada
seorang pun teman yang saya kenal, namun beberapa hari kemudian barulah ada
teman yang menghampiri dan saya pun berkenalan dan akhirnya lama kelamaan saya
pun sudah mengenal semua teman-teman sekelas saya. Selama saya duduk di kelas X
saya di pilih sebagai seksi kebersiha, selama saya duduk di kelas X banyak hal
yang menyenangkan bahkan ada pula kejadian yang lucu di kelas. Pada waktu itu
wali kelas saya yang bernama ibu Anis ia adalah seorang guru yang mengajarkan
mata pelajaran PPKN, selain itu ia juga seorang guru yang profesional, dan
tidak pernah berhenti untuk membuat semangat siswa-siswinya.
Setelah beberapa lama kemudian, kenaikan kelas
telah tiba dan pada saat naik kelas ada dua jurusan yang harus di pilih salah
satunya yaitu jurusan IPA dan jurusan IPS. Akhirnya saya memilih jurusan IPS,
karena saya lebih menyukai pelajaran IPS dari pada jurusan IPA. Namun setelah saya
memilih jurusan IPS, saya terpisah dengan teman-teman saya karena mereka
memilih jurusan IPA dan akhirnya saya berkenalan dengan teman-teman baru yang
sebelumnya tidak saya kenal.
7.
Tidak Pernah Masuk Tiga Besar di Kelas
Selama sekolah saya tidak pernah mendapatkan
juara kelas akan tetapi pada saat saya
duduk di kelas XI SMA, saya tidak menyangka bahwa pada saat penerimaan lapor saya
kaget bahwa nama saya di panggil untuk naik ke atas panggung dan ternyata saya mendapatkan
peringkat ke-2 di kelas. Semua itu tidak saya sangka untuk dapat peringkat ke-2
karena selama saya sekolah saaya belum pernah masuk tiga besar di kelas. Akan
tapi syukur alhamdulillah saya sangat senag sekali pada waktu itu, karena nilai
yang saya dapatkan sangat memuaskan meskipun saya tidak meraih peringkat
pertama.
Pada saat saya duduk di kelas XII nilai rapor
saya menurun dan saya mendapat peringkat ke-3, saya menyadari bahwa turunnya
nilai rapor yang saya peroleh akibat diri saya sendiri karena pada saat itu
saya sangat malas untuk belajar. Selama saya duduk di kelas XII saya mempunyai
sahabat dekat yang di gelar dengan nama “DIRHILFY” yang artinya (Dila, Rabiah,
Hasnah, Idah dan Fitry). Kami memiliki 3 suku yang berbeda Dila dan rabiah
bersuku melayu, saya dan fitry bersuku bugis dan jumaidah sendiri bersuku
banjar, setiap hari libur kami selalu bersama bahkan berkumpul dirumah saya,
terkadang kami masak, makan, dan tidur bersama. Waktu itu kami selalu
menghabiskan waktu bersama bahkan seperti 5 bersaudara melainkan beda ayah dan
ibu saja. Inilah foto-foto kami ber-5.
Foto yang di sebelah kiri atas bernama Fitry, sedangkan
yang di sebelah kanannya bernama Idah, lalu yang di tengah itu saya sendiri,
kemudian yang di sebelah kiri bawah bernama Rabiah, dan yang di sebelah kanan
bawah bernama Dila. Mereka semua adalah sahabat saya di waktu SMA.
Pada masa
SMA adalah masa-masa yang paling indah yang pernah saya rasakan, ketika saya
SMA kelas XI saya pernah di pilih menjadi sekretaris kelas, dan di saat saya
naik ke kelas XII saya dipercaya untuk menjadi bendahara kelas. Banyak kenangan
yang indah pada saat saya SMA seperti meribut di kelas pada saat guru tidak
hadir, duduk di kantin, mengosip, serta
saya pernah pacaran sama teman sekelas saya sendiri ataupun biasanya di sebut
dengan cinta lokasi. Namanya Andi
Tawakkal, di waktu itu ia selalu menghampiri saya, dan kebetulan pada saat itu
saya dekat dengan wali kelas saya sehingga ia selalu meminta izin kepada saya ketika
ia tidak bisa hadir di sekolah.
Namun,
hari terus berganti ia pun akhirnya mengungkapkan perasaannya kepada saya,
namun hubungan kami hanya sebentar dan akhirnya kami putus karena ada kesalah
pahaman diantara kami. Akhirnya kami memutuskan untuk berteman biasa.
Pada
saat saya SMA saya juga pernah mempunyai sahabat dekat, ia bernama Saripuding
kami selalu mengerjakan tugas bersama-sama, dan ketika saya tidak ada motor
untuk pergi berangkat ke sekolah dia lah yang selalu menjemput dan menghantar
saya pulang. Ia sangat pintar, ramah, tampan, dan rajin melaksanakan sholat. Dia juga pernah
suka sama saya namun saya tidak bisa menerimanya karena saya telah menganggap
dia sebagai sahabat terbaik saya.
Saripuding dan Saya
8.
Kejadian yang Terjadi di Keluargaku
Pada waktu saya kelas 4 SD sempat terjadi
masalah di keluarga saya, yaitu masalah tentang kedua orang tua saya. Pada saat
itu ibu dan ayah saya selalu bertengkar di rumah akibat ayah yang jarang pulang
kerumah. Tidak lama kemudian, ibu mendapat telpon dari keluarga bahwa iya
melihat ayah pergi berdua bersama wanita lain. Saat itu ibu saya kaget
mendengar berita buruk yang tidak di sangka.
Akhirnya ke esokan hari ayah pun pulang kerumah
dan ibu langsung marah-marah terhadap ayah, beberapa hari kemudian pada malam
hari yang sunyi ayah mengambil pakaiannya di rumah dan ayah memutuskan untuk
pergi dari rumah. Setelah 1 bulan kepergian ayah kakak saya pun tamat
menyelesaikan sekolahnya di MTs, Namun akhirnya kakak saya tidak dapat
melanjutkan sekolah karena pada saat itu keluarga saya mengalami keterbatasan
ekonomi sehingga kakak saya putus untuk sekolah. Beberapa bulan kemudian, ibu
saya pun mengalami sakit bahkan pernah hilang dari rumah akibat stres
memikirkan ayah, pada saat itu saya dan kakak saya sedih dan berkata mengapa
masalah ini bisa terjadi, kami pun tidak tau mau berbuat apa kami hanya bisa
menagis dan selalu berdo’a agar keluarga kami kembali menjadi keluarga yang
harmonis.
Selama kepergian ayah kakak saya pun pergi dari
rumah tanpa pamit kepada ibu, kami pada saat itu panik dan heran mengapa kakak
tidak pulang-pulang. Ternya ada keluarga yang berada di batam mengabarkan bahwa
kakak saya pergi kebatam, dan tidak lama kemudian selama kakak saya berada di
batam, ia melamar pekerjaan di sebuah PT yang ada di batam. Akhirnya kakak saya
menetap di batam karena ia sudah nyaman untuk bekerja.
Beberapa tahun kemudian ayah saya pulang
kembali ke rumah, dan meminta maaf kepada ibu, kakek dan nenek saya atas semua
kesalahan yang telah lakukan selama itu. Namun, setelah beberapa tahun kemudian
setelah kedatangan ayah, nenek mengalami sakit parah yaitu terkena penyakit
kangker payudara. Selama nenek sakit, nenek tidak tahan lagi untuk menahan
sakitnya itu dan akhirnya nenek di panggil oleh yang kuasa.
9.
Liburan ke Batam Center
Pada saat saya tamat sekolah SMA saya memiliki
waktu liburan yang sangat panjang, namun dengan waktu yang sangat panjang saya binggung
mau pergi liburan kemana. Akhirnya kakak saya menelpon saya untuk pergi
berlibur ke batam center dan ke esokan harinya saya bangun pagi dan siap-siap
untuk berangkat ke batam.
Setelah sampai di batam saya di jemput oleh
kakak saya di pelabuhan dan langsung pergi kerumahnya. Waktu terus berputar dan
keesokan harinya saya dan kakak saya pergi jalan-jalan di sekitar kota batam.
Pada siang harinya saya di ajak kakak saya pergi ke mall yang bernama Nagoya
Hil, dan di beberapa mall-mall yang lain. Saya sangat senang karena kakak saya
menyuruh saya memilih baju-baju yang saya suka.
Pada sore hari saya dan
kakak pergi jalan-jalan ke tempat yang indah namanya Costarina, pada saat itu
saya berfoto-foto di tempat itu karena tempatnya yang sangat indah.
Pada sore selanjutnya
saya melanjutkan hari liburan saya yaitu pergi ke taman yang bernama Golden
Prawn. Pada saat itu saya pergi bersama kakak saya beserta keponakan saya yang
cantik dan lucu, di Golden Prawn merupakan tempat wisata orang-orang yang ingin
berlibur di batam karena di Golden Prawn terdapat rumah-rumah adat yang sangat
indah dan bagus untuk tempat berfoto-foto.
10.
Masa Kuliah
Sebelum kuliah di Universitas Islam Riau (UIR) terlebih
dahulu mendaftar kuliah di UNRI dan UIR, namun setelah mengikuti SMPTN di UNRI
saya dinyatakan tidak lulus. Tetapi alhamdulillah akhirnya ketika mengikuti tes
di UIR saya dinyatakan lulus pada gelombang 1 jurusan Fkip. bahasa Indonesia.
Pada awalnya saya masuk kuliah di UIR saya
mengikuti kegiatan OSPEK, dan pada saat itu saya tidak mengenal siapa-siapa.
Saya mempunyai teman dari tamatan SMA yang sama namun kami berbeda jurusan
sehingga pada waktu itu saya belum mempunyai teman seorang pun.
Setelah beberapa hari kemudian pembagian kelas
pun sudah di umumkan, pada saat itu saya bertemu dengan seorang mahasiswa yang
memakai kaca mata yang kebetulan kami satu kelas dan satu jurusan akhirnya kami
berkenalan namanya Mirani ia lulusan SMA dari kabupaten meranti.
ke esokan harinya saya mempunyai teman baru
yang bernama Setya wati ia lulusan SMA dari Ukui, saya mengenal dia karena kebetulan
saja dia pada waktu itu satu arah pulang ke tempat kost saya. Tidak lama
kemudian kami pun semakin akrab, dan kami pergi dan pulang ke kampus selalu
bersama-sama, bahkan selalu mengerjakan tugas bersama-sama.
Waktu terus berlalu pada saat semester 2 teman
saya yang bernama wati ia memutuskan untuk pindah kuliah di semarang akibat
adiknya yang ingin di sekolahkan di sana, sehingga ia pun ikut untuk pindah
kuliah di semarang.
Saya merasa sedih pada
saat ia memutuskan untuk pindah ke semarang, namun banyak cerita di antara kami
dan hanya foto kenangan yang dapat di kenang. Kami berharap ketika kami sukses
nanti kami dapat bertemu kembali.
Foto Kenangan Bersama Wati
|
11.
Mengapa aku memilih profesi guru
Guru adalah orang yang bertanggung jawab dalam merencanakan dan menuntun
murid-muridnya untuk melakukan kegiatan-kegiatan belajar yang berguna untuk
mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkan. Guru adalah pahlawan
tanpa tanda jasa. Menurutku predikat pahlawan sangat patut untuk diberikan
kepada mereka, karena jasa-jasanya sangat tinggi derajatnya yang telah mendidik
kita selama ini.
Saya memilih profesi guru di Universitas Islam Riau (UIR), karena pada
waktu saya kecil sejak saya duduk di bangku Sekolah Dasar (SD) profesi sebagai
guru ini memang sudah cita-citaku. Waktu saat belajar di dalam kelas, saya
selalu memperhatikan guru saya di depan yang sedang mengajar dan pada saat
waktu pulang sekolah saya mengajak teman-teman untuk main belajar-belajaran di
rumah saya. Pada saat itu saya yang menjadi guru, sedangkan teman-teman saya
yang menjadi muridnya. Saat saya menjadi guru saya mencontoh gaya guru saat
mengajar di kelas.
Waktu masa Sekolah Dasar (SD) dulu, dirumahku memang sudah tersedia
papan tulis mini yang di buat oleh ayahku, jadi pada waktu itu saya hanya harus
membeli kapur tulis saja sedangkan buku-buku cetak sudah banyak di rumah
kepunyaan kakak saya. Jadi buku kakak saya lah yang menjadi pedoman untuk kami
bermain belajar-belajaran. Masa kecil adalah masa yang paling lucu, masa yang
tidak tau malu, masa yang takut bila di marahi dan sebagainya.
Masa kecil itu menyenangkan, karena tidak ada sedikit pun masalah yang
dipikirkan. Saya rasa pada waktu kecil kita hanya banyak memikirkan mainan
ataupun uang jajan, apabila kita tidak dikasih uang jajan ataupun mainan baru
kita pasti menangis, karena waktu kecil adalah masa yang cengeng, masa yang
ingin di manja serta masa yang ingin semua keinginan kita dikabulkan.
Pada waktu saya duduk di Sekolah Menengah Atas (SMA), ada seorang guru
baru yang memperkenalkan dirinya di depan kelas, setelah ia selesai memperkenalkan
dirinya guru tersebut menyuruh kami memperkenalkan diri kami masing-masing
serta menyebutkan cita-cita. Pada saat saya memperkenalkan diri, saya menyebut
cita-cita saya untuk menjadi seorang guru. Di setiap orang pasti memiliki sikap
dan tingkah laku yang berbeda-beda, begitu juga dengan cita-cita seseorang.
Pada waktu akhir-akhir saya sekolah di SMA, wali kelas saya ynag
bernama ibu Anita bertanya kepada saya setelah kamu tamat sekolah di SMA, “mau kuliyah
dimana?” “saya jawab” insya allah kalau lulus kuliyah di UNRI bu’. Jurusan apa?
“saya jawab” kalau tidak jurusan bahasa indonesia, jurusan ekonomi akuntansi
bu’. Ohh, bagus lah tuh untuk mengganti ibu ngajar besok kalau udah jadi guru
“kata wali kelas saya”. Sampai dirumah, ayah saya juga bertanya mau kuliyah
dimana kalau udah tamat? dan mau ngambil jurusan apa? Saya jawab kalau bisa di
UNRI pak, jurusan bahasa Indonesia dengan jurusan ekonomi akuntansi. Oh, bagus
lah kalau gitu, soalnya waktu kecil kelihatannya kamu suka main
belajar-belajaran di rumah, jadi tidak masalah kalau kamu ambil jurusan untuk
menjadi seorang guru.
Waktu terus berjalan dan saya pun juga pergi ke pekanbaru untuk
melanjutkan cita-cita saya. Pada awalnya saya mendaftar di universitas negeri riau
atau di singkat dengan (UNRI). Pada saat saya mengisi formulir pendaftaran saya
mengisi pada gelombang 1 dengan jurusan FKIP ekonomi akuntansi, dan pada
gelombang ke 2 saya mengisi dengan jurusan FKIP bahasa indonesia. Tak lama
setelah test beberapa hari selesai, hasil pun membuktikan bahwa saya tidak
lulus test di UNRI. Akhirnya saya melanjutkan untuk mendaftar kuliyah di Universitas
Islam Riau atau yang di singkat dengan sebutan (UIR). Saya mendaftarkan diri di
UIR pada gelombang 1 saya isi dengan jurusan FKIP bahasa Indonesia, sedangkan
dengan gelombang yang ke 2 saya menulis jurusan fkip ekonomi akuntansi. Setelah
beberapa hari kemudian hasil test di umumkan bahwa alhamdulillah saya lulus
pada gelombang 1 dengan jurusan FKIP bahasa Indonesia.
Kalau ditanya mengapa saya mengambil profesi menjadi guru? Jawabanya
adalah saya memilih profesi menjadi guru itu karena sejak kecil saya memang
sudah hobby main belajar-belajaran di rumah bersama teman-teman saya, selain
itu menjadi seorang guru memang sudah menjadi cita-cita saya sejak saya kecil,
lalu alasan lain saya memilih profesi guru yaitu dorongan dari wali kelas saya
di waktu sekolah serta ada dorongan juga dari keluarga. Maka dari itulah saya
memilih profesi sebagai guru.
Menjadi seorang guru itu adalah pekerjaan yang sangat mulia, karena
jika salah satu saja dari murid kita mengamalkan apa yang kita ajarkan kepada
mereka, maka kita yang sebagai guru sudah dijamin akan mendapat pahala yang
selayaknya dari pahala murid kita itu. Itu baru satu murid yang mengamalkan,
jika banyak murid yang mengamalkannya maka kita juga akan mendapatkan pahala
yang mengalir sangat deras walaupun kita sudah meninggal nantinya.
Selain itu jika saya menjadi seorang guru, saya akan mencoba untuk
membuat orang lain atau pun mendidik siswa menjadi baik, maka dari pada itu
saya harus baik dulu secara pribadi. Kerena sebelum kita membuat orang menjadi
baik, kita harus terlebih dahulu memperbaiki diri kita sendiri. Setelah diri
kita sudah baik, barulah kita mengajarkan orang lain untuk berbuat baik. Ini
sangat memotivasi saya untuk selalu memperbaiki diri dari hari-ke hari. Apa
bila kita belum baik dimata orang banyak, kita akan merasa malu, atau pun akan
menjadi pembicaraan orang banyak ketika
memerintahkan murid untuk berakhlak santun, memperbanyak hafalan, banyak
membaca, namun diri kita masih belum ada perubahan bahkan tidak ada perbaikan.
12.
Apa yang dilakukan jika menjadi guru
Jika saya adalah seorang guru, saya adalah pelaku
perubahan. Ingin menjadi guru yang merubah anak didiknya menjadi lebih baik
dalam segala aspek. Merubah dari yang tidak tahu menjadi tahu. Membentuk jiwa
yang bermental kuat dan berkarakter yang mulia. Merubah pola pikir ke arah
kehidupan yang lebih baik. Oleh karena itu guru harus peka dan tanggap terhadap
berbagai perubahan, pembaharuan serta perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi sejalan dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan zaman. Di sinilah
tugas guru semestinya harus senantiasa mengembangkan wawasan ilmu pengetahuan,
meningkatkan kualitas pendidikannya hingga apa yang diberikan kepada peserta
didiknya tidak lagi terkesan ketinggalan zaman. Bahkan tidak sesederhana itu
saja, ciri guru ideal di era globalisasi seperti saat ini perlu tampil sebagai
pendidik, pengajar, pelatih, inovator dan dinamisator secara sekaligus dan
integral dalam mencerdaskan anak didiknya.
Jika suatu saat nanti saya telah menjadi
seorang guru, saya akan selalu teringat bahwa dulu saya juga pernah menjadi
seorang siswa. Waktu itu, kita sering menemui cara mengajar seorang guru yang
sekedar duduk di depan kelas, penyampaian materi secara textbook, padahal anak
didik lebih menyukai belajar dari fakta-fakta eksperimen sederhana. Bahkan guru
merupakan sosok yang menakutkan hingga kita tidak berani mengajukan pertanyaan
seputar hal yang tidak kita ketahui. Kadang kala guru mempersulit materi agar
dirinya terlihat paling hebat di kelas yang seharusnya membuat semua hal
menjadi mudah dimengerti siswa. Sesungguhnya semua itu menjadi tanda kurangnya
dinamisme sebagai seorang pendidik. Bisa jadi ini hanya sebuah simbolis dan
tidak mewakili sosok guru seutuhnya secara keseluruhan. Jika demikian adanya,
seakan jauh rasanya seorang guru dapat menciptakan pembelajaran yang produktif
dan profesional. Padalah guru juga memiliki tanggung jawab dalam memodifikasi
proses integrasi dan optimalisasi sistem pendidikan di sekolah. Harapannya,
dapat memberikan peran yang sangat signifikan bagi proses pembentukan
kepribadian siswa yang kokoh yakni intelektual, moral dan spiritual. Salah satu
indikator utama unggul tidaknya sebuah sekolah adalah ditentukan dari faktor
mutu guru.
Guru dituntut memiliki profesionalisme di
bidangnya. Artinya guru tidak hanya harus memiliki pengertahuan yang luas
tentang bidang yang ajarnya, namun seluruh komponen yang berkaitan dengan
pendidikan harus ada pada diri para guru itu sendiri. Hal itu pula didasarkan
atas asumsi bahwa persoalan peningkatan mutu pendidikan tentu bertolak pada
karakter seorang pendidik. Oleh sebab itu, semakin banyak guru yang berkualitas
di suatu sekolah, tentu akan semakin berkualitas pulalah sekolah tersebut.
Sosok guru merupakan hal paling utama bagi
keberhasilan suatu sistem pendidikan. Di tengah kemajuan zaman dan tantangan
yang semakin pesat, idealnya guru harus terus belajar, kreatif mengembangkan
diri dan terus menyesuaikan pengetahuan dan cara mengajarnya dengan
penemuan-penemuan kontemporer. Namun, realitas yang ada pada umumnya guru sulit
untuk selalu semangat mengembangan kepribadiannya. Bahkan sekedar untuk
mengikuti berbagai macam kursus, seminar, pelatihan dan kegiatan semacamnya.
Menjadi guru yang ideal tidak akan terwujud
begitu saja dalam waktu yang singkat. Akan tetapi guru terlanjur mengemban
peran istimewa dalam masyarakat sebagai pelaku perubahan. Guru bukan sekedar
pelaku perubahan yang menggerakkan roda transformasi sosial dalam masyarakat.
Lebih dari itu, guru memiliki peranan utama sebagai pendidik karakter suatu
masyarakat. Bukan sekedar mengubah hidup siswa, namun juga memperkuat
kepribadian siswa yang memiliki nilai-nilai sebagaimana yang diharapkan dalam
masyarakat.
Seorang guru harus berani berbicara di depan
kelas. Sebagai pusat perhatian, hendaknya guru harus berpenampilan rapi. Karena
guru juga sebagai contoh dari siswanya. Mengawali dengan senyuman dan menyapa
semua yang ada di dalam kelas. Sebelum menyampaikan materi, guru memberitahu
tujuan dalam mempelajari materi tersebut. Setelah memberi tujuan, mulailah
menggali konsep awal siswa dari pengalaman sehari-hari yang dialami guru maupun
siswa. Jika siswa mulai mencoba menjawab, hendaknya guru menghargai usaha
tersebut. Jika layak dipelajari, layak pula dirayakan. Guru dapat merayakannya
dengan bertepuk tangan ataupun berkata bagus, baik, good dan lain-lain.
Guru wajib memberi keteladanan sehingga layak
menjadi panutan bagi peserta didik. Kalau dulu guru kita sering terlambat
masuk, maka kita nantinya harus disiplin waktu. Ada juga kita temui seorang
kepala sekolah mengeluarkan baju dinasnya saat upacara bendera, maka rapikanlah
penampilan kita nanti. Karena kita adalah perubah kebiasaan-kebiasaan yang
buruk. Guru senantiasa berbicara jujur dan terbuka, menjadi pendengar yang baik
serta selalu gembira (tersenyum). Namun kenyataan tidak semua siswa berperilaku
baik, ada juga siswa bandel. Guru tidak perlu bertindak kasar cukup bertindak
tegas dan tuntas. Artinya konsekuensi yang diberikan kepada siswa harus
benar-benar diminta tanggungjawabnya meskipun hal tersebut hanya bersifat kecil
seperti membuang sampah.
Guru harus membuat suasana belajar yang menyenangkan
penuh degnan kegembiraan. “learning is most effective when it’s fun”.
Kegembiraan disini berarti bangkitnya minat, adanya keterlibatan penuh, serta
terciptanya makna, pemahaman (penguasaan atas materi yang dipelajari) dan nilai
yang membahagiakan pada diri peserta didik. Lingkungan belajar yang aman,
nyaman dan bisa membawa kegembiraan yaitu seperti pengaturan meja dan kursi
diubah dengan berbagai bentuk seperti bentuk u atau lingkaran. Beri tanaman,
hiasan lain di luar maupun di dalam kelas. Pengecatan warna ruangan, meja, dan
kursi yang yang menjadi keinginan dan kebanggaan kelas. Ruangan kelas dihiasi
dengan poster yang isinya slogan atau kata mutiara pemacu semangat. Ciptakan
suasana aman kita siswa belajar di dalam ruang laboratorium. Hindarkan dari
bahan-bahan toksik. Dan berikan penjelasan keselamatan kerja di laboratorium.
Guru harus memahami bahwa perasaan dan sikap
siswa. Karena hal ini akan terlibat dan berpengaruh yang kuat pada proses
belajarnya. Suasana hati siswa dibuat sedemikian rupa agar tidak merasa bosan
dan jenuh. Seperti melakukan tour, mengadakan game seputar materi yang
diajarkan, atau memutar musik instrumental saat jeda pembelajaran.
Guru memperlakukan peserta didiknya sebagai
manusia sederajat. Selalu menghargai setiap usaha dan merayakan hasil kerja
peserta didik. Memberikan rangsangan yang dapat mendorong peserta didik.
Mengajak semua anggota kelas untuk saling mendukung. Memberi peluang peserta
didik untuk mengamati dan merekam data hasil pengamatan, menjawab pertanyaan dan
mempertanyakan jawaban serta menjelaskan sambil memberikan argumentasi dengan
sejumlah penalaran.
Selain itu, guru juga senantiasa mempunyai
antusias yang tinggi, menampilkan semangat untuk hidup, tidak tampil dengan
perawakan yang loyo. Guru mempunyai wibawa yang dapat menggerakkan peserta
didiknya sesuai keinginan dengan tujuan yang positif. Yang tidak kalah penting
bahwa guru harus supel mudah menjalin hubungan dengan beragam peserta didik.
Agar suasana tidak tegang, guru juga harus berbekal sedikit sifat humoris.
Artinya berhati lapang untuk menerima kesalahan yang disengaja maupun tidak.
Jika saya menjadi seorang guru, saya akan berusaha menjadi guru yang
baik didepan murid-murid ataupun siswa dan siswi. Untuk menjadi seorang guru
yang baik tidaklah semudah membalik sebuah telapak tangan. Selain diperlukan
keikhlasan dan ketulusan dalam berbagi ilmu dengan anak didiknya, guru juga
harus dapat membuat strategi bagaimana menciptakan iklim belajar yang
menyenangkan. Proses pembelajaran akan menyenangkan bila guru dapat menjadi
teladan bagi anak didiknya, cekatan dalam merespon kebutuhan anak didik, siap
kapanpun untuk diajak diskusi, terjalin komunikasi yang efektif antara guru
dengan anak didik dan dapat menjadi pendengar yang baik atas persoalan belajar anak
didiknya.
Menjadi guru yang baik bukan soal tentang sifat guru tersebut baik,
melainkan bagaimana guru mengatur irama pembelajaran. Guru yang sifatnya baik
pun akan marah bila perilaku anak didik tidak tertib. Anak didik dikatakan
tertib di kelas bila mengerjakan suatu aktivitas atau kesibukan yang bermakna.
Banyak guru yang menginginkan anak didiknya tertib, lalu ia memberikan
soal-soal yang sulit dengan harapan si anak didik dapat sibuk dan memanfaatkan
waktunya untuk mengerjakan soal tersebut. Sehingga kelas akan tertib dan
tenang, tidak menimbulkan kegaduhan atas perilaku anak didik. Tetapi terkadang
guru lupa, bahwa dalam satu kelas, tidak semua anak didik memiliki kemampuan
belajar yang sama. Sehingga hanya anak yang perilakunya sudah baik saja yang
mampu mengerjakan soal tersebut, sedangkan anak yang perilakunya kurang
baik, menjadi semakin bingung, gelisah dan cepat bosan karena si guru
memberikan soal sulit tanpa memberikan jalan keluar. Situasi kelaspun menjadi
tidak tertib karena anak didik yang tidak mampu mengerjakan soal tersebut
justru akan membuat ulah. Ujung-ujungnya guru akan merasa gagal mengajar anak
didiknya di hari itu.
Oleh karena itu, seorang guru yang baik hendaklah dapat membuat jam
pelajaran berlangsung tanpa terasa. Baik guru dan anak didik sama-sama
merasakan kenikmatan dalam proses belajar mengajar. Situasi belajar yang
menyenangkan ini dapat tercipta berkat kreatifitas dan usaha yang dilakukan
oleh guru.

.jpg)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar