NPM : 126210546
KELAS : 5 F
TUGAS : SINTAKSIS
PERBEDAAN
OBJEK DAN PELENGKAP
1.
Objek dan Pelengkap
Objek sangat ditentukan oleh unsur
yang menduduki fungsi predikat. Objek wajib hadir dalam klausa atau kalimat
yang predikatnya berupa verba aktif transitif, sebaliknya objek bersifat
opsional jika predikat berupa verba intransitif (Ramlan, 1987:93-95; Alwi et
al., 1993:368-369; Sukardi, 1997:9). Di dalam tata bahasa tradisional,
pengertian objek dicampuradukkan dengan pengertian pelengkap. Pelengkap disebut
juga objek (Hudawi, 1953; Alisjahbana, 1954; Wiejosoedarmo, 1984), sedangkan
Poedjawijatna (1956:28) menyebutkan bahwa objek mencakupi pula pelengkap. Objek
dan pelengkap memang memiliki kemiripan. Keduanya terletak sesudah predikat dan
sering berwujud nomina atau frasa nomina.
2.
Objek (O)
Objek bukan unsur wajib dalam
kalimat. Keberadaanya umumnya terletak setelah predikat yang berkatagori verbal
transitif. Objek pada kalimat aktif akan berubah menjadi subjek jika kalimatnya
dipasifkan. Demikian pula, objek pada kalimat pasif akan menjadi subjek jika
kalimatnya dijadikan kalimat aktif. Objek
umumnya berkatagori nomina.
Berikut contoh objek dalam kalimat:
a.
Dr. Amir memanggil suster Susi.
b.
Adik dibelikan kakek sebuah kacamata.
c.
Kami telah mebicarakan hal itu.
Suster Susi, kakek, sebuah kacamata,
dan hal itu pada tiga kalimat di atas
adalah contoh objek. Khusus pada kalimat
b. Terdapat dua objek yaitu kakek (objek 1) dan sebuah kacamata
(objek 2)
Pelengkap (PEL)
Pelengkap atau komplemen mirip dengan
objek. Perbedaan pelengkap dengan objek adalah ketidakmampuannya menjadi subjek
jika kalimatnya yang semula aktif dijadikan pasif. Perhatikan kata-kata yang
dicetak miring pada kalimat-kalimat di bawah ini. Kata-kata tersebut berfungsi
sebagai pelengkap bukan objek.
Contoh:
a. Indonesia berdasarkan Pancasila.
b. Andi ingin selalu berbuat
kejahatan.
c. Tangan Ani terkena pisau.
Ciri-Ciri
Objek
Predikat yang berupa verba
intransitif (kebanyakan berawalan ber- atau ter-) tidak memerlukan objek, verba
transitif yang memerlukan objek kebanyakan berawalan me-. Ciri-ciri objek ini
sebagai berikut:
• Langsung di Belakang Predikat.
Objek hanya memiliki tempat di belakang predikat, tidak pernah mendahului
predikat.
• Dapat Menjadi Subjek Kalimat
Pasif. Objek yang hanya terdapat dalam kalimat aktif dapat menjadi subjek dalam
kalimat pasif. Perubahan dari aktif ke pasif ditandai dengan perubahan unsur
objek dalam kalimat aktif menjadi subjek dalam kalimat pasif yang disertai
dengan perubahan bentuk verba predikatnya.
• Didahului kata Bahwa. Anak kalimat
pengganti nomina ditandai oleh kata bahwa dan anak kalimat ini dapat menjadi
unsur objek dalam kalimat transitif.
Ciri-Ciri
Pelengkap
Perbedaannya terletak pada kalimat
pasif. Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek dan
pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif,
bukan pelengkap. Berikut ciri-ciri pelengkap.
• Di Belakang Predikat. Ciri ini sama dengan objek.
Perbedaannya, objek langsung di
belakang predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain,
yaitu objek.
Contohnya terdapat pada kalimat berikut.
a) Dian mengirimi saya baju baru.
b) Mereka membelikan ayahnya rumah
baru.
Unsur kalimat baju baru, rumah baru
di atas berfungsi sebagai pelengkap dan tidak mendahului predikat.
• Hasil jawaban dari predikat dengan pertanyaan apa.
Contoh: :
a. Perampok itu bersenjatakan pistol.
a. Perampok itu bersenjatakan pistol.
Kata pistol
adalah pelengkap.
Bersenjatakan
apa ? jawab pistol (maka pistol sebagai pelengkap)
b. Ayah membaca koran.
Membaca apa
? jawab koran (koran sebagai obyek karena dapat menempati Subyek)
Perbedaan
Objek dengan Pelengkap
1. Objek
·
Objek berkategori nomina.
·
Objek berada di belakang verba transitif-aktif.
·
Objek dapat menjadi subjek apabila dipasifkan.
·
Objek tidak bisa didahului preposisi.
·
Objek dapa diganti dengan –nya, kecuali jika didahului oleh preposisi selain di, dari, ke, akan.
2. Pelengkap
·
Pelengkap berkategori nomina, verba, ajektiva, dan
preposisional.
·
Pelengkap berada di belakang verba semitransitif atau
dwitransitif.
·
Pelengkap tidak bisa dipasifkan, jika dipasifkan,
tidak bisa sebagai subjek.
·
Pelengkap bisa didahului preposisi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar